Kawin Alam atau Inseminasi Buatan?
Kadang saat ternak menunjukkan gejala berahi atau menunjukkan tanda-tanda minta kawin, pertanyaan di kita selaku pemilik sapi atau peternak akan muncul dengan sendirinya. Benarkan?. Apa yang harus dipilih?. Untuk menentukan mana yang lebih tepat, Saya akan memberikan panduan ke Anda semua, mana yang harus dipilih. Karena antara kawin alam dan Inseminasi Buatan perlu diketahui alasan sebelum Anda menjatuhkan pilihan. Oleh karena itu perlu dilihat kelebihan dan kekurangan dari kawin alam dan Inseminasi Buatan tersebut.
MARKITU..! (Mari kita bahas satu persatu).. let’s go..!
Apa sih sebenarnya keuntungan dari kawin alam ini?, sehingga sampai sekarang masih terus dilaksanakan?. Padahal pemerintah terus menggalakkan perkawinan dengan Inseminasi Buatan. Bahkan pemerintah sudah membuatkan balai-balai yang bergerak khusus dalam membuat straw yang bertujuan untuk perkawinan dengan metode Inseminasi Buatan (IB). Pemerintah sudah menyiapkan BBIB, BIB, BIBD lengkap dengan infrastruktur pendukungnya. Kawin alam memiliki beberapa keunggulan.
2. Biaya perkawinan relatif lebih murah. Kenapa dikatakan relatif lebih murah, karena pada proses perkawinan tidak memerlukan biaya seperti jasa petugas atau beli straw yang berisi spermatozoa sapi jantan, peralatan tambahan yang diperlukan untuk IB. Peternak cukup mendekatkan sapi jantan ke sapi betina yang sedang berahi dan proses perkawinan akan terjadi dengan sendirinya.
3. Meningkatkan kesejahteraan ternak. Kawin alam akan memberikan kepuasan kepada hewan ternak, karena dengan kawin alam, hormon-hormon yang bertugas menurukan stres ternak terhadap lingkungan akan dilepaskan, contohnya adalah hormon relaksin. Hormon ini akan dilepaskan diakhir kopulasi, sehingga ternak akan merasa nyaman.
4. Mengutip dari Rifai (2019) dalam jurnal yang berjudul “Tingkat Keberhasilan Kebuntingan Hasil Inseminasi Buatan dan Kawin Alam pada Sapi Brahman Cross”, disebutkan bahwa nilai Conception Rate (CR) pada kawin alam adalah 43% sedangkan IB sebesar 22%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase keberhasil kawin alam lebih tinggi dibandingkan dengan Inseminasi Buatan.
Selain memiliki keunggulan, kawin alam juga memiliki beberapa kekurangan.
Inseminasi buatan ini memiliki keunggulan dan juga kekurangan seperti pada kawin alam.
MARKITU..! (Mari kita bahas satu persatu).. let’s go..!
A. Kawin Alam
Kawin alam merupakan salah satu teknik perkawinan dengan metode konvensional. Apa itu metode konvensional? Metode konvensional adalah metode yang telah dilakukan secara umum sejak zaman dahulu. Pada zaman dahulu para nenek moyang kita telah melakukan perkawinan hewan ternaknya dengan cara mengawinkan hewan jantan dan betina dengan sistem kopulasi (bertemunya/ masukknya alat kelamin jantan kedalam alat kelamin betina). Metode ini diadopsi langsung dari cara hewan itu sendiri dalam berkembang biak. Metode kawin alam ini sampai sekarang masih terus dilakukan oleh peternak yang memiliki kondisi-kondisi tertentu.Keunggulan kawin alam antara lain :
1. Peternak tidak perlu melakukan pengamatan berahi, maksudnya adalah pengamatan berahi cukup dilakukan oleh pejantan saja. Betina yang sering dekat dengan pejantan akan menunjukkan gejala berahi yang lebih nyata, dan juga bisanya pejantan juga mampu mendeteksi betina yang sedang berahi. Pejantan biasanya akan melenguh lebih keras ketika ada betina yang sedang berahi dalam kandang.
1. Peternak tidak perlu melakukan pengamatan berahi, maksudnya adalah pengamatan berahi cukup dilakukan oleh pejantan saja. Betina yang sering dekat dengan pejantan akan menunjukkan gejala berahi yang lebih nyata, dan juga bisanya pejantan juga mampu mendeteksi betina yang sedang berahi. Pejantan biasanya akan melenguh lebih keras ketika ada betina yang sedang berahi dalam kandang.
Hal ini akibat adanya pelepasan hormon Pheromone dari betina yang sedang berahi. Kondisi ini hanya ternak yang bisa mengetahui dengan jelas, manusia hanya bisa melihat dari tanda-tanda berahi yang tampak secara visual. Sedangkan gejala berahi yang tersembunyi (Silent Heat), manusia tidak bisa melihat secara visual. Kadang kondisi inilah yang menyebabkan terlewatkannya periode kawin ternak jika dengan metode Inseminasi Buatan (IB). Efeknya adalah S/C meningkat.
2. Biaya perkawinan relatif lebih murah. Kenapa dikatakan relatif lebih murah, karena pada proses perkawinan tidak memerlukan biaya seperti jasa petugas atau beli straw yang berisi spermatozoa sapi jantan, peralatan tambahan yang diperlukan untuk IB. Peternak cukup mendekatkan sapi jantan ke sapi betina yang sedang berahi dan proses perkawinan akan terjadi dengan sendirinya.
3. Meningkatkan kesejahteraan ternak. Kawin alam akan memberikan kepuasan kepada hewan ternak, karena dengan kawin alam, hormon-hormon yang bertugas menurukan stres ternak terhadap lingkungan akan dilepaskan, contohnya adalah hormon relaksin. Hormon ini akan dilepaskan diakhir kopulasi, sehingga ternak akan merasa nyaman.
4. Mengutip dari Rifai (2019) dalam jurnal yang berjudul “Tingkat Keberhasilan Kebuntingan Hasil Inseminasi Buatan dan Kawin Alam pada Sapi Brahman Cross”, disebutkan bahwa nilai Conception Rate (CR) pada kawin alam adalah 43% sedangkan IB sebesar 22%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase keberhasil kawin alam lebih tinggi dibandingkan dengan Inseminasi Buatan.
Selain memiliki keunggulan, kawin alam juga memiliki beberapa kekurangan.
Kekurangan Kawin Alam antara lain :
1. Jika ada sapi jantan superior yang letaknya berjauhan dengan sapi betina, misalnya jantannya di wilayah (provinsi atau negara) yang berbeda, maka betina tidak bisa dikawinkan secara serta merta pada waktu itu. Hal ini mengakibakan kemungkinan mendapatkan turunan genetik unggul dari pejantan tersebut menjadi tidak mungkin.
2. Kawin alami bisa menyebabkan terjadinya cedera pada ternak betina maupun jantan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pejantan yang mengawini ukuran serta bobot tubuhnya lebih besar dari betina, sehingga terjadi kecelakaan yang menyebabkan cedera pada salah satu atau justru kedua ternak tersebut.
3. Kawin alam bisa rentan terhadap penularan penyakit kelamin. Pada peternakan lokal atau peternak dengan sistem usaha belum professional, menggunakan metode perkawinan alam, kadang jantan yang digunakan belum atau tidak diseleksi secara kesehatan. Peternak hanya melihat dari bentuk dan ukuran tubuh yang besar saja (performans), sehingga faktor kesehatan kelamin ternak tidak menjadi hal penting dalam pemilihan jantan untuk mengawini hewan betina miliknya. Kondisi ini akan mengakibatkan kemungkinan resiko penyebaran penyakit kelamin antar ternak meningkat tajam
4. Kawin alam dengan menggunakan pejantan yang sama dalam waktu yang lama, akan berdampak buruk terhadap kesehatan dan juga akan meningkatkan angka inbreeding jika penggunaan pejantan tersebut lebih dari dua tahun.
5. Kawin alam sangat cocok diterapkan untuk sistem pemeliharaan ekstensif (dilepas/digembalakan). Pejantan cukup dilepas selama kurun waktu tertentu dan akan mengawini betina tanpa ada campur tangan manusia.
Inseminasi Buatan sendiri sudah mulai dikenal oleh masyarakat atau peternak. Dikalangan masyarakat Inseminasi Buatan ini sering disebut juga dengan “Kawin Suntik”. Kenapa disebut kawin suntik, karena proses perkawinannya dengan menggunakan gun IB yang seolah-oleh petugas pada saat pen-deposisian semen dalam saluran reproduksi ternak betina terlihat seperti sedang menyuntik ternak.
1. Jika ada sapi jantan superior yang letaknya berjauhan dengan sapi betina, misalnya jantannya di wilayah (provinsi atau negara) yang berbeda, maka betina tidak bisa dikawinkan secara serta merta pada waktu itu. Hal ini mengakibakan kemungkinan mendapatkan turunan genetik unggul dari pejantan tersebut menjadi tidak mungkin.
2. Kawin alami bisa menyebabkan terjadinya cedera pada ternak betina maupun jantan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pejantan yang mengawini ukuran serta bobot tubuhnya lebih besar dari betina, sehingga terjadi kecelakaan yang menyebabkan cedera pada salah satu atau justru kedua ternak tersebut.
3. Kawin alam bisa rentan terhadap penularan penyakit kelamin. Pada peternakan lokal atau peternak dengan sistem usaha belum professional, menggunakan metode perkawinan alam, kadang jantan yang digunakan belum atau tidak diseleksi secara kesehatan. Peternak hanya melihat dari bentuk dan ukuran tubuh yang besar saja (performans), sehingga faktor kesehatan kelamin ternak tidak menjadi hal penting dalam pemilihan jantan untuk mengawini hewan betina miliknya. Kondisi ini akan mengakibatkan kemungkinan resiko penyebaran penyakit kelamin antar ternak meningkat tajam
4. Kawin alam dengan menggunakan pejantan yang sama dalam waktu yang lama, akan berdampak buruk terhadap kesehatan dan juga akan meningkatkan angka inbreeding jika penggunaan pejantan tersebut lebih dari dua tahun.
5. Kawin alam sangat cocok diterapkan untuk sistem pemeliharaan ekstensif (dilepas/digembalakan). Pejantan cukup dilepas selama kurun waktu tertentu dan akan mengawini betina tanpa ada campur tangan manusia.
B. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan adalah proses memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi betina dengan tujuan untuk membuat betina jadi bunting tanpa perlu terjadi perkawinan alami (Hafez, 1993). Inseminasi Buatan (IB) merupakan perkawinan dengan menggunakan teknologi dan dilakukan oleh tenaga/ Sumber Daya manusia yang telah dilatih selama beberapa waktu dan mendapatkan lisensi yang disebut “Inseminator”.Inseminasi Buatan sendiri sudah mulai dikenal oleh masyarakat atau peternak. Dikalangan masyarakat Inseminasi Buatan ini sering disebut juga dengan “Kawin Suntik”. Kenapa disebut kawin suntik, karena proses perkawinannya dengan menggunakan gun IB yang seolah-oleh petugas pada saat pen-deposisian semen dalam saluran reproduksi ternak betina terlihat seperti sedang menyuntik ternak.
Inseminasi buatan ini memiliki keunggulan dan juga kekurangan seperti pada kawin alam.
Keunggulan Inseminasi Buatan antara lain:
1. Peternak tidak perlu memelihara pejantan, hal ini sangat menguntungkan karena biaya pemeliharaan seperti pakan dan kesehatan bisa dihemat.
2. Memperbaiki mutu genetik. Tujuan utama Inseminasi Buatan salah satunya adalah untuk memperbaiki mutu genetik, karena dengan IB kita bisa menggunakan pejantan yang memiliki potensi genetik yang unggul, dengan kawin alam terkadang peternak hanya menggunakan pejantan yang ada disekitar kandang atau lokasinya saja. Namun dengan IB peternak bisa mendapatkan pejantan unggul yang berasal dari luar negeri yang sudah terseleksi.
3. Meningkatkan variasi genetik. Perkawinan dengan Inseminasi Buatan, pemerintah mampu memasukkan materi genetik baru melalui sperma pejantan yang didatangkan dari luar negeri atau luar wilayah dengan potensi genetik unggul karena sudah melewati proses seleksi yang ketat
4. Mengurangi atau meminimalisir penyebaran penyakit kelamin. Inseminasi Buatan akan mampu menurunkan tingkat penyebaran penyakit kelamin antar ternak, karena sperma yang dimasukkan dalam straw tersebut telah lolos seleksi, salah satunya seleksi terhadap kuman/bakteri penyebab penyakit kelamin
5. Penggunaan sperma pejantan jauh lebih efektif dan efisien. Penggunaan sperma pejantan dengan IB sangat efisien. Pada kawin alam, satu kali ejakulasi seekor pejantan akan mengeluarkan bermilyar-milyar sel sperma, namun untuk membuahi sel telur hanya membutuhkan 1 sel sperma saja, sisanya akan mati. Namun dengan IB, satu kali penampungan sperma, mampu menjadikan 200-250 straw, dimana satu straw akan menghasilkan satu kebuntingan. Jadi perbandingan kemungkinan sapi bunting dalam satu kali ejakulasi antara kawin alam dengan IB adalah 1 : 250
6. Peternak bisa memilih pejantan yang tersedia untuk digunakan. Perkawinan dengan IB akan memberikan peternak kesempatan untuk menentukan semen pejantan mana yang akan dideposisikan kedalam saluran reproduksi ternaknya betinanya.
1. Peternak tidak perlu memelihara pejantan, hal ini sangat menguntungkan karena biaya pemeliharaan seperti pakan dan kesehatan bisa dihemat.
2. Memperbaiki mutu genetik. Tujuan utama Inseminasi Buatan salah satunya adalah untuk memperbaiki mutu genetik, karena dengan IB kita bisa menggunakan pejantan yang memiliki potensi genetik yang unggul, dengan kawin alam terkadang peternak hanya menggunakan pejantan yang ada disekitar kandang atau lokasinya saja. Namun dengan IB peternak bisa mendapatkan pejantan unggul yang berasal dari luar negeri yang sudah terseleksi.
3. Meningkatkan variasi genetik. Perkawinan dengan Inseminasi Buatan, pemerintah mampu memasukkan materi genetik baru melalui sperma pejantan yang didatangkan dari luar negeri atau luar wilayah dengan potensi genetik unggul karena sudah melewati proses seleksi yang ketat
4. Mengurangi atau meminimalisir penyebaran penyakit kelamin. Inseminasi Buatan akan mampu menurunkan tingkat penyebaran penyakit kelamin antar ternak, karena sperma yang dimasukkan dalam straw tersebut telah lolos seleksi, salah satunya seleksi terhadap kuman/bakteri penyebab penyakit kelamin
5. Penggunaan sperma pejantan jauh lebih efektif dan efisien. Penggunaan sperma pejantan dengan IB sangat efisien. Pada kawin alam, satu kali ejakulasi seekor pejantan akan mengeluarkan bermilyar-milyar sel sperma, namun untuk membuahi sel telur hanya membutuhkan 1 sel sperma saja, sisanya akan mati. Namun dengan IB, satu kali penampungan sperma, mampu menjadikan 200-250 straw, dimana satu straw akan menghasilkan satu kebuntingan. Jadi perbandingan kemungkinan sapi bunting dalam satu kali ejakulasi antara kawin alam dengan IB adalah 1 : 250
6. Peternak bisa memilih pejantan yang tersedia untuk digunakan. Perkawinan dengan IB akan memberikan peternak kesempatan untuk menentukan semen pejantan mana yang akan dideposisikan kedalam saluran reproduksi ternaknya betinanya.
Inseminasi Buatan juga memiliki, kekurangan yang juga bisa mempengaruhi keberhasilan perkawinan.
Kekurangan Inseminasi Buatan antara lain :
1. Perkawinan dengan IB membutuhkan pengamatan untuk deteksi berahi, seorang Inseminator akan memiliki pandangan berbeda terhadap masa puncak berahi terjadi, ini akan berpengaruh terhadap waktu yang tepat untuk IB sehingga akan mepengaruhi tingkat kebuntingan.
2. Inseminasi Buatan membutuhkan SDM yang handal dan berpengalaman, seseorang tidak bisa melakukan Inseminasi Buatan sendiri tanpa sebelumnya mendapatkan pelatihan khusus sebagai Inseminator.
3. Salah satu poin penting dalam pelaksanaan IB adalah pengamatan/ deteksi berahi. Tidak semua berahi dalam terlihat dengan metode visual. Silent heat (berahi tenang) merupakan salah satu ciri berahi yang susah untuk diamati. Terkadang kondisi seperti ini akan terlewatkan dan ternak dianggap sedang tidak berahi.
4. Inseminasi Buatan memerlukan biaya. Untuk pelaksanaan Inseminasi buatan, peternak perlu mengeluarkan biaya khusus untuk perkawinan. Mulai dari beli straw, biaya petugas dan lain sebagainya dalam rangka menunjang keberhasilan IB.
1. Perkawinan dengan IB membutuhkan pengamatan untuk deteksi berahi, seorang Inseminator akan memiliki pandangan berbeda terhadap masa puncak berahi terjadi, ini akan berpengaruh terhadap waktu yang tepat untuk IB sehingga akan mepengaruhi tingkat kebuntingan.
2. Inseminasi Buatan membutuhkan SDM yang handal dan berpengalaman, seseorang tidak bisa melakukan Inseminasi Buatan sendiri tanpa sebelumnya mendapatkan pelatihan khusus sebagai Inseminator.
3. Salah satu poin penting dalam pelaksanaan IB adalah pengamatan/ deteksi berahi. Tidak semua berahi dalam terlihat dengan metode visual. Silent heat (berahi tenang) merupakan salah satu ciri berahi yang susah untuk diamati. Terkadang kondisi seperti ini akan terlewatkan dan ternak dianggap sedang tidak berahi.
4. Inseminasi Buatan memerlukan biaya. Untuk pelaksanaan Inseminasi buatan, peternak perlu mengeluarkan biaya khusus untuk perkawinan. Mulai dari beli straw, biaya petugas dan lain sebagainya dalam rangka menunjang keberhasilan IB.
5. Inseminasi Buatan lebih tepat digunakan pada sistem pemeliharaan intensif atau semi ekstensif. contohnya metode pemeliharaan dikandangkan, dilapangan/ paddock kecil dimana ternak dapat dikondisikan sedemikian rupa sehingga memudahkan pelaksanaan IB. untuk peternakan dengan sistem Ekstensif seperti di padang pengambalaan yang luas atau pada pola pemeliharaan integrasi dengan sawit, perkawinan dengan IB akan mengalami masalah terkait dengan pengkondisian ternak untuk pelaksanaan IB tersebut.
Itulah kelebihan dan kekurangan kawin alam dan Inseminasi Buatan. Pilihan terbaik tetap ditangan Anda selaku peternak. Saran dari saya pahami sistem pemeliharaan yang sedang anda terapkan untuk menentukan metode perkawinan mana yang lebih tepat digunakan. Pertimbangkan biaya yang dikeluarkan dari masing-masing metode perkawinan tersebut.
Itulah kelebihan dan kekurangan kawin alam dan Inseminasi Buatan. Pilihan terbaik tetap ditangan Anda selaku peternak. Saran dari saya pahami sistem pemeliharaan yang sedang anda terapkan untuk menentukan metode perkawinan mana yang lebih tepat digunakan. Pertimbangkan biaya yang dikeluarkan dari masing-masing metode perkawinan tersebut.
Terima kasih sudah membaca, semoga tercerahkan. Mengkutodotcom caw…!
#kawinalam #inseminasibuattan #ib #inka #kelebihankawinalam #kekurangankelebihankawinalam #keuntunganib #kerugianib #demangkuto
Posting Komentar untuk "Kawin Alam atau Inseminasi Buatan?"
Please Leave a wise comment, Thank you